Kamis, 14 April 2011

Become a Good Bankir............

Bankir

Bankir... adalah orang yang bekerja di industri jasa keuangan...Banyak orang yang mikir, jabatan dan kerjaannya enak, gaji besar, tunjangan lumayan..Akan tetapi di samping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar menjadi bankir yang handal... Berikut adalah Tipsnya :

  1. Bankir adalah pekerjaan yang bisa dibilang berisiko tinggi, khususnya di bidang kredit dan operasional..mengapa demikian? khusus di bidang kredit, seorang bankir dengan wewenang dari jabatannya dapat merekomendasikan atau memutus seseorang untuk diberikan kredit yang besarnya sesuai judgement dari bankir itu sendiri. Tak lain dengan bidang Operasional, ini juga riskan, setiap hari seorang manajer operasionalataupun petugas teller berhubungan dengan penyetoran uang, pengiriman bank note, transfer. Tak pelak jika Integritas seorang bankir goyah, maka Bank dapat dibobol oleh bankir/petugas bank tersebut.
  2. Seorang bankir yang bekerja di divisi privilage banking juga mempunyai risiko. Divisi ini bisa juga dibobol oleh bankir itu sendiri. Seorang Privilage Manager (Bankir funding) mengelola portofolio nasabah diatas 1M, Setahu saya seorang privilage manager banyak relasi mulai dari pejabat sampai pengusaha yang mempunyai kelebihan dana sehingga ditarik ke Bank dan diiming-imingi return yang cukup menarik. Berdasarkan asal muasalnya uang tersebut, mungkin saja dana tersebut adalah hasil dari money laundring. Money Laundring adalah uang dari hasil tindak kejahatan seperti penjudian, penjualan narkotika, korupsi dan lain-lain. Risiko yang akan muncul yaitu fund manajer tersebut dapat memindahkan secara langsung portofolio / deposito nasabah privilage dengan wewenangnya tanpa sepengetahuan nasabah ybs. Hal tersebut terjadi di salah satu bank asing di negeri kita ini. Saran saya anda sebagai nasabah, anda harus update tabungan atau deposito anda minimal satu bulan sekali untuk mengantisipasi hal tersebut.
  3. Seorang Bankir dalam bekerja sangat berbeda dengan karyawan di industri lainnya baik dalam cara berpakaian maupun dalam bertingkah laku. Pernah perhatikan tidak, seorang bankir selalu memakai pakaian yang rapi, serasi. Karena bankir bekerja di sektor jasa keuangan, tidak ada barang yang dijual (berbeda dengan consumer goods) melainkan sebagai media intermediasi antara Bank dengan Nasabah.
  4. Seorang Bankir seyogyanya menjaga perilaku dan menjaga bahasanya. Seorang bankir diharapkan juga mengetahui perencaan keuangan serta soft skill negosiasi yang bagus. Mengapa demikian, karena industri keuangan dan perbankan sangat kaku dan statis, tidak se fleksibel dari bidang consumer goods..Produk yang dijual pun hampir sama di setiap bank, hanya yang membedakan service (pelayanan) dari bankir terhadap nasabahnya...
_Smoga Bermanfaat_

@AnggiBaginda on twitter (United Overseas Bank)

Sabtu, 09 April 2011

Tips Mengetahui kebutuhan modal kerja (working capital) Bagian 1....

Saya sedikit mau Sharing nih pengetahuan saya tentang analisa kebutuhan modal kerja bagi anda yang punya usaha atau berniat usaha dengan pembiayaan dari Bank/ institusi pembiayaan lainnya...

Disini saya menggunakan istilah WC (working capital/modal kerja) dalam tulisan ini....Pertama-tama saya ingin memaparkan definisi WC (working Capital) terlebih dahulu, WC adalah pembiayaan dari bank/institusi lainnya untuk membantu usaha anda dalam pengadaan persediaan (stok) barang, pembiayaan piutang (tagihan) dikarenakan umur tagihan anda yang lama (tempo sampai sebulan) atau pelunasan hutang dagang anda kepada pihak ketiga..

WC yang diberikan oleh Bank/Institusi lainnya hanya membiayai ke 3 unsur tadi yaitu Stok, Piutang dan Hutang dagang, dan bukan untuk pembelian mesin, pembelian ruko/tempat usaha... Mengapa demikian? karena WC termasuk pembiayaan untuk belanja modal bukannya untuk pembelanjaan inventaris/peralatan seperti mesin, ruko dll.

Perhitungan WC oleh Bank/Institusi lainnya sebenarnya sangat simpel.. Bank bisa memberi pembiayaan WC kepada anda dengan perhitungan Maksimal 3x dari omset anda perbulan. Misalnya usaha anda mempunyai omset per bulan, maka Bank bisa memberi pembiayaan WC kepada anda maksimal Rp 300juta (secara kasar). Akan tetapi besarnya pembiayaan WC dilihat dari proyeksi pengembangan usaha anda di tahun mendatang dengan memperhitungkan nilai inflasi dan risiko tentunya.

Secara sistematis Bank/Institusi pembiayaan lainnya menghitung kebutuhan WC yaitu dengan rumus

WC = 70% (nilai stok/persediaan + nilai piutang - nilai hutang dagang)

*catatan nilai stok, piutang dan hutang dagang berada dalam satu periode akuntansi misalnya per desember 2010.

Bank/Institusi pembiayaan lainnya hanya membiayai usaha anda dengan WC 70% dari kebutuhan anda, mengapa demikian? karena mayoritas bank mewajibkan share (20-30%) dari debitur untuk membiayai usahanya sendiri, dan sisanya melalui bank/institusi pembiayaan lainnya...

Setelah anda merumuskan berapa WC yang akan didapat, beberapa hal yang perlu anda perhatikan antara lain :

  1. Nilai Jaminan (agunan) anda yang nilainya minimal 120% dari WC yang anda akan terima dari bank. dengan catatan jaminan anda valuable dan marketable
  2. Kemampuan Bayar anda. Bank/institusi pembiayaan lainnya juga akan menghitung kewajiban anda di bank lain (jika anda mempunyai kredit di bank lain) dengan biaya cicilan atau bunga WC tersebut 
  3. Kolektibilitas anda di bank lain, Jika anda mempunyai kartu kredit, maka bank akan mengidentifikasi pembayaran kartu kredit atas nama anda melalui BI Checking. Saran saya jika anda mempunyai kartu kredit atau pinjaman rumah/ mobil jangan sekali-kali anda telat membayar, karena sekali saja anda telat membayar kemungkinan permohonan anda pasti ditolak oleh bank/Institusi pembiayaan lainnya.
_Smoga Bermanfaat_

AnggiBaginda (United Overseas Bank Indonesia)

@AnggiBaginda on twitter